Materi ini telah dipresentasikan oleh Kelompok 2, pada tanggal 17 September 2014
Etika
(ethics) sebagai standar perilaku bermoral, yaitu, perilaku yang diteri,a oleh
masyarakat sebagai benar versus salah.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinX7cTbu1ZTp5WhDmPjQW6yqUY0P9crXDwlZ6wVZUuNM_hH7PDueKrWIsgjKbUNu9Hm6I0XQAnym6MLruf8kI6pl50l5rMZZq5YnP8PPHQbZf9aRalmzF5DTyPGU-umM_Wee5axMf3h83j/s1600/unduhan+(2).jpg)
·
ETIKA DIMULAI DARI KITA
MASING-MASING
Hal yang sehat ketika mendiskusikan isu
moral dan etis untuk ingat bahwa perilaku etis dimulai dengan and dan saya.
Kita tidak dapat mengharapkan masyarakat untuk menjadi lebih bermoral dan etis
kecuali kita sendiri sebagai individu berkomitmen untuk mrnjkadi lebih bermoral
dan etis.
Kita dapat mengetahui apakah keputusan
bisnis kita etis atau tidaknya, yakni dengan mengetahui beberapa hal berikut:
- Apakah hal itu legal ? apakah saya melanggar hukum atau kebijakan perusahaan ?
- Apakah hal itu seimbang ? apakah saya bertindak adil ? apakah saya mau diperlakukan seperti ini ?
- Bagaimana tindakan tersebut akan mempengaruhi perasaaan saya terhadap saya sendiri? Akankah saya merasa bangga jika keluarga saya mengetahui keputusan saya?
·
MENGELOLA BISNIS SECARA
ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB
Etika
organisasional dimulai dari puncak. Etika adalah sesuatu yang ditangkap dan
bukan dikatakan. Maksudnya, orang mengetahui standar dan nilai mereka dari
mengamati apa yang dilakukan orang lain.
·
Menetapkan Standar Etis
Korporat
Kode etika ada yang sangat bervariasi,
kode etika dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: berbasis
kepatuhan dan berbasis integritas.
Kode Etika berbasis Kepatuhan
(compliance-based ethics codes ) standar etis yang menekankan pencegahan
perilaku yang melanggar hukum dengan meningkatkan kontrol dan dengan memberikan
sanksi kepada yang melanggar. Sementara kode etika berbasis kepatuhan
didasarkan pada penghindaran hukuman legal,Kode Etika Berbasis Integritas
(integrity-based ethics codes) mendefinisikan nilai-nilai panduan organisasi,
menciptakan sebuah lingkungan yang secara etis mendukung perilaku yang baik,
dan menekankan aakuntabilitas bersama antar kaaryawan.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
KORPORAT
Tanggung jawab sosial korporat
(corporate social responsibility-CSR ) adalah perhatian yang dimiliki bisnis
terhadap kesejahteraan masyarakat. Tanggung jawab ini didasarkan pada perhatian
perusahaan bagi kesejahteraan semua pemangku kepentingannya, tidak hanya
pemiliknya.
Kinerja
sosial sebuah perusahaan mempunyai beberapa dimensi:
- Filantropi Korporat (corporate philanthrophy) meliputi sumbangan amal kepada semua jenis kelompok nirlaba.
- Inisiatif Sosial Korporat (corporate social initiatives) meliputi bentuk lanjut dari filantropi korporat. Inisiatif sosial korporat berbeda dari filantropi tradisional dimana kegiatan ini lebih berkaitan secara langsung dengna kompetensi perusahaan.
- Tanggung Jawab Korporat (corporate responsibility) meliputi semuanya dari memperkerjakan pekerja minoritas hingga membuat produk yang aman.
- Kebijakan Korporat (corporate policy) merujuk pada posisi yang diambil perusahaan pada isu sosial dan politik.
·
AUDIT SOSIAL
Audit social (social auditing) adalah
sebuah evaluasi sistematis dari kemajuan organisasi menuju penerapan program
yang bertanggung jawab dan responsive secara social. Namun satu dari masalah
utama dalam melakukan audit social adalah menetapkan prosedur – prosedur untuk
mengukur aktivitas sebuah perusahaan dan pengaruhnya pada masyarakat.
Secara
umum, tanggung jawab social menjadi salah satu aspek dari keberhasilan korporat
yang di evaluasi, di ukur, dan dikembangkan oleh bisnis. Selain audit social
yang dilakukan oleh perusahan itu sendiri, terdapat empat jenis kelompok yang
berfungsi sebagai pengawas berkenaan dengan seberapa baik perusahaan menegakkan
kebijakan etis dan tanggung jawab social mereka :
1. Investor yang sadar secara social yang
menekankan bahwa perusahaan memperluas standar tingginya ke semua pemasoknya.
2. Pemeduli lingkungan (enviromentalist) yang
memberikan tekanan dengan menyebutkan nama perusahaan yang tidak masuk dalam
standar pemeduli lingkungan tersebut.
3. Pejabat serikat buruh yang memburu
pelanggaran dan memaksa perusahaan untuk patuh untuk menghindari publisitas
negative.
4. Pelanggan yang menganggap serius jika
sebuah perusahaan melakukan apa yang menurut mereka merupakan praktik yang
tidak etis atau tidak bertanggung jawab secara sosial.
- Download ppt klik disini
- Lihat tayangan presentasi klik disini
- SUMBER :Understanding Business (Pengantar Bisnis),edisi 8 (terjemahan), William G. Nickels, James M. McHugh, Susan M. McHugh, Penerbit Salemba Empat, 2009.